Jumat, 26 Juni 2009

Appresiasi buat mereka

Aku dilahirkan dari keluarga yang keadaan ekonominya menengah kebawah dan berasal dari suatu daerah yang bisa dikatakan tidak berkembang pada saat itu-thn 1973 (sekarang alhamdulillah kemajuannya pesat). Dalam kondisi yang demikian, orangtuaku yang mempunyai 4 orang anak (aku anak ke-2) hanya mampu menyekolahkan keempat anaknya sampai jenjang menengah atas.

Bila dibandingkan dengan keluarga yang lain didaerahku, orangtuaku termasuk sukses dapat menyekolahkan keempat anaknya walaupun sampai jenjang pendidikan menengah. Dan pada kenyataanya, seiring dengan berjalannya waktu ternyata aku dan adikku dapat menyelesaikan pendidikan yang lebih tinggi lagi. Hal ini dikarenakan orangtua kami (khususnya keluarga besar dari pihak ayah), selalu menanamkan rasa tanggungjawab antara anak-anaknya.

Aku sendiri adalah orang sangat beruntung dapat menyelesaikan pendidikanku sebelum waktunya. Bukannya narsis ya tapi begitulah keadaannya. Pemikiranku pada saat itu adalah bagaimana dapat cepat menyelesaikan pendidikanku sehingga mendapatkan pekerjaan yang lebih baik. Oya..aku sendiri sudah bekerja sebelum kuliah berlangsung. Itu sekitar bulan Desember 1992 (sampai saat ini sudah 17 tahun aku mengabdikan diri dengan bekerja).

Singkat cerita, menurutku apa yang aku dapatkan sekarang lebih dari yang aku harapkan. Ini tentunya tidak lepas dari orang-orang yang sangat berpengaruh bagi kehidupanku selain pertolongan dari Allah yang selalu menuntun dan menjagaku.

Apresiasi yang setinggi-tingginya aku haturkan bagi mereka, yaitu:

Kedua orangtuaku
Tampa doa, usaha dan kerja keras mereka aku tidak akan seperti sekarang ini. Mereka selalu memberikan kebebasan bagiku untuk mengekpresikan diri dan tidak pernah mengintimidasi keputusan-keputusan yang aku buat. Tidak selalu ikut campur terhadap semua yang aku lakukan termasuk dengan siapa aku berteman. Tidak selalu berkata "kamu harus begini, kamu harus begitu" "pokoknya apa kata ibu/ayah"......tidak sama sekali. Orangtuaku bukan seperti orangtua orang lain yang aku kenal. Yang selalu mengatur apa yang harus dilakukan oleh anaknya. Yang terpenting bagi mereka adalah tetap berjalan dikoridornya.

Mbak Lisa - kakakku
Kalau bukan karena beliau, aku tidak akan berada dikota ini. Aku tidak akan bisa menggapai cita-citaku seperti sekarang ini. Beliau selalu mensupport aku baik secara materi maupun non materi.

Suamiku
Aku kenal dengan suamiku dan pacaran dengannya sejak tahun 1992. Kemudian menikah setelah 8 tahun kemudian. Bagiku, suamiku adalah laki-laki yang terbaik, sabar dan pengertian selain almarhum ayahku. Walaupun saat ini suamiku masih dalam keadaan sakit beliau tetap memperhatikan aku sampai hal yang paling sepele sekalipun. Cepat sembuh ya yah...hanya Allah yang tahu perasaan kita berdua saat ini. Honey...I always love you

Mr. Ian James Clark
Sosok ini adalah bosku yang kedua. Yang membentuk aku untuk selalu bersikap perfect. Maklumlah beliau bukan berasal dari kultur yang sama dengan kita. Beliau selalu mengajari aku dengan hal-hal modern yang aku sebelumnya tidak tahu. Baik itu tentang iptek, sosial budaya dan selalu memberikan peluang-peluang yang terbaik bagiku. Mengayomi dan mendidik aku tentang bagaimana seharusnya orang bekerja, disiplin waktu, dan bersikap layaknya eksekutif suatu perusahaan. Sejak tahun 1998 akhir sampai dengan pertengahan tahun 2001 aku dipercaya untuk memegang keuangan perusahaannya, termasuk mengurus seluruh kebutuhan kantor dan karyawannya. Walaupun pada akhirnya perusahaannya terpaksa ditutup dan dia kembali ke negaranya karena keadaaan yang tidak menentu pada masa itu.

Tidak ada komentar: